JANGAN ADA RASIS DI SEPAK BOLA

sterling

Jayapura,GP-Minggu, 9 Desember 2018 pemain timnas Inggris, Rahim Sterling  mengalami pelecehan rasis yang  tersebarnya video rekaman sekelompok fans meneriakkan kata-kata tak senonoh bintang Manchester City.

Kejadian ini terjasi saat gelandang berkebangsaan Inggris tersebut berada di dekat sisi lapangan untuk mengambil bola dan saat itu juga ketika ia dilecehkan oleh penggemar, yang meneriakkan ‘f ** king black c ** t, f ** k off’. Penggemar lainnya juga menyusul. Meski demikian, Sterling tak memerdulikannya dan tetap fokus untuk pertandingan tersebut.

Menanggapi hal itu, Patrick Evra mantan wing bek Manchester United dan timnas Perancis angkat suara melaui cuitan twitternya.  “Saya melihat apa yang telah terjadi pada Sterling kemarin. Bagaimana bisa hal ini masih terjadi di tahun 2018?” tulisnya. “Tidak peduli apa warna kulitmu, agamamu, atau dari mana kamu berasal, kita semua harus bersikap baik satu sama lain. Cinta jauh lebih kuat ketimbang benci,” katanya lagi sambil menyematkan simbol hati dalam cuitannya tersebut.

sterling file

Sebenarnya teriakan rasis di Indonesia juga pernah dialami pemain Persipura. Tim lawan untuk merontokan mental pemain SEPAK BOLA BERKULIT HITAM DI INDONESIA. Bahkan terkadang terror dan cacian terhadap mereka menjadi pilihan terburuk dalam sepak bola. Cilakanya lagi teriakan rasialis bisa mengganggu konsentrasi para pemain yang menjurus kepada emosi yang memuncak.

Salah seorang oknum supporter The Jackmania melakukan teriakan rasis dan melempar pisang ke Mbida Messi gelandang asal Kamerun yang membela tim Maung Bandung, Persib. Tak heran kalau manajemen Persib langsung melayangkan surat protes ke Komdis Badan Liga Indonesia.

Sayangnya, Komisi Disiplin Badan Liga Indonesia menjawab kurang cukup bukti untuk menghukum ulah oknum supporter Persija yang rasis. Padahal Mbida Messi cukup terpukul dengan teriakan rasis dan ulah penonton berjuluk The Jackmania itu.

Sabtu, 21 April 2013, media-media lokal yang terbit di Palembang, menulis head line besar berjudul, Saatnya Teror Persipura. Sayangnya kata-kata terror yang keluar dari mulut supporter Sriwijaya FC di Palembang adalah teriakan rasialis dengan memanggil monyet buat pemain Persipura termasuk pelatih asing asal Brasil Jacksen F Tiago.

Padahal tim Sriwijaya FC juga diperkuat beberapa pemain kulit hitam seperti Hilton Morera, Erick Weaks dan Foaday Boakay. Hampir sebagian besar pemain Afrika dan Brasil yang berkulit hitam juga bermain sepakbola di Indonesia. Tetapi mengapa Persipura harus menerima sindirian rasialis?

Jacksen benar-benar kecewa sekali dan begitu Nelson Alom mencetak gol kedua bagi kemenangan Persipura atas Srwijaya FC di Stadion Jakabaring. Persipura menang 2-0 dan berhasil mempermalukan puluhan ribu penonton. Kontan pelatih asal  asal Brasil itu meloncat-loncat kegirangan karena Boaz T Solossa dan kawan-kawan mampu bermain tenang di tengah cacian rasialis.

Teriakan rasis bagi pemain-pemain Persipura terkadang memancing emosi untuk tidak berkonsentrasi dalam bermain bola. Terkadang menyebabkan pemain mengamuk. Mantan pemain belakang Persipura Ortizan Solossa pernah mengamuk setelah mendengar perkataan berbau rasis dari ulah oknum suporter Pelita Jaya dan juga Arema beberapa musim lalu.

sterling file englandPersipura juga pernah mendapat teriakan rasis saat bermain melawan PSMS Medan. Bukan hanya bermain di lapangan saja tetapi saat berlatih dan uji coba lapangan di Stadion Teladan Medan.Beruntung pemain Persipura mampu membawa pulang point usai melawan tim Ayam Kinantan Medan.

Mantan Pelatih Persipura M Raja Isa juga selalu mengingatkan pemain-pemain Persipura bermain dengan hati karena tim Mutiara Hitam selalu berdoa sebelum dan sesudah berlaga. Namun kata pelatih yang pernah kena bogem mentah dari tim ofificial Persipura itu menambahkan godan dan teriakan rasis masih saja terjadi baik dari penonton saat melawan tim tuan rumah.

“Mereka selalu mengatai pemain Persipura dengan kata-kata yang tidak wajar,”kata pelatih asal negeri jiran itu. Karena pemain-pemain Persipura punya bakat dan talenta yang bagus sehingga butuh mental yang kuat dalam bermain dalam kompetisi di Indonesia yang terkadang membingungkan dan aneh,”pesan M Raja Isa sewaktu masih membesut Boaz T Solossa dan kawan-kawan.

Bukan hanya itu saja sorakan rasialis kepada pemain Persipura saat berlaga melawan tim Arema Indonesia dalam ISL 2009-2010. Akhirnya membuahkan emosi beberapa pemain dan merusak fasilitas stadion, terpaksa tim Mutiara Hitam harus membayar denda hukuman Rp 5 juta.”Kami paham, mereka melakukannya karena kesal diperlakukan rasis oleh penonton,”ujar Ketua Komisi Disilplin Badan Liga Indonesia Hinca Panjaitan.

Rasisme dalam sepakbola Indonesia terkadang muncul dalam nyanyian mengejek dan mencela suporter klub lain.Padahal dalam Statuta FIFA yang mengakui bahwa peranan olahraga, khususnya sepakbola adalah sangat besar, diantaranya adalah mempersatukan umat manusia, sebagai sarana pertukaran kebudayaan, media untuk mengkampanyekan aspek kemanusiaan dan aspek pendidikan.

persipura-imbangi-mu-pgwjev-prvIndonesia juga telah mengeluarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Pada pasal 3 (tiga) UU tersebut menegaskan Penghapusan diskriminasi ras dan etnis bertujuan mewujudkan kekeluargaan,persaudaraan,persahabatan,perdamaian,keserasian,keamanan,dan kehidupan bermata pencaharian di antara warga negara yang pada dasarnya selalu hidup berdampingan.

Oleh karena itu rasisme, dalam bentuk apapun mengingkari nilai-nilai dan tujuan yang terkandung dalam pasal dua statuta FIFA. Jadi, para penggemar sepakbola perlu menyerukan : “LET US KICK RACISM OUT OF FOOTBALL”(dam)

Tinggalkan komentar

Situs yang Dikembangkan dengan WordPress.com.

Atas ↑