Inilah olahragawan Papua, bapak petinju anak pesepak bola

Jayapura, Jubi- Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Mungkin peribahasa ini pantas disandang para olahragawan ini tetapi berbeda pula cabang olahraganya.

Benny Maniani legenda petinju Papua, anaknya Epa Maniani geluti sepak bola

Mungkin ada yang mengenal Benny Maniani mantan petinju nasional dan PON Papua di era 1970 an dan 1980 an tetapi anaknya Epa Maniani justru memilih cabang olahraga sepak bola. Bersama Boaz dan kawan kawan Epa Maniani meraih medali emas PON Sumatera Selatan 2004.

Begitupula dengan Imanuel Wanggai, ayah kandungnya Tepi Wanggai juga mantan petinju nasional dan Papua. Sekarang Tepi Wanggai diberi tanggung jawab melatih atlet tinju Papua menghadapi PON Papua 2021. Sedangkan Imanuel Wanggai gelandang bertahan setelah juara bersama Persipura meraih bintang empat, hengkan musim 2020. Kata Manu panggilan akrabnya mencari pengalaman baru di luar Papua.

Selain itu masih ada lagi putra mantan petinju nasional dan Papua, Simon Rumkabu. Putra kandungnya Lukas Rumkabu justru menggeluti sepak bola sebagai olarhraga pilihan. Lukas Rumkabu bermain pada posisi stiker memperkuat klub Persidafon Dafonsoro beberapa musim.

Benny dan Epa Maniani

Prestasi Benny Maniani tampil di kelas berat ringan Indonesia memperoleh medali emas pada Asia Games.Masa keemasan tinju Indonesia bersamaan dengan tampilnya petinju Papua. Kejayaan tinju Papua mulai 1971 sampai dengan 1978 selalu meraih medali dalam PON maupun kejurnas.

Puncaknya pada 1979, Provinsi Irian Jaya ditunjuk menjadi tuan rumah Sarung Tinju Emas(STE) semua petinju terbaik dari Indonesia kumpul dan bertanding di Gedung Olahraga (GOR ) APO Kota Jayapura.

Benny Maniani sampai 1980 an juga masih merajai dunia tinju amatir di Indonesia, bersama Wiem Gommies,juara kelas menengah Asian Games dua kali dan juara kelas menengah Asia, Frans VB juara kelas welter Asia, Syamsul Anwar Harahap juara kelas welter ringan Asia, Ferry Moniaga (juara kelas bantam Asia), Benny Maniani juara kelas berat ringan Asia, Hendrik Simangunsong juara Asia kelas menengah ringan.

Memang ada pesepak bola Octo Maniani, tetapi bukan putra kandung dari Benny Maniani tetapi merupakan ponakannya. Sedangkan Epa Maniani adalah putra kandung dari legenda petinju nasional dan Papua Benny Maniani yang memilih sepak bola sebagai olahraga favoritnya.

Bersama Boaz, Korinus Fingkreuw dan Ricardo Salampessy, putra kandung Benny Maniani ini membawa tim PON Papua merebut medali emas menjadi juara bersama tim Jawa Timur pada PON XVI tahun 2004 di Sumatera Selatan. Memang nama Epa Maniani tak sepopuler Boaz dan Ricardo Salampessy yang sampai sekarang bermain di Persipura.

Tepi dan Imanuel Wanggai

Ayah, Dai Manu adalah Tepi Wanggai, mantan petinju nasional kelas bantam, asal Papua di era 1980 an yang menikah dengan Mathelda Safari. Tepi Wanggai sekarang didaulat menjadi salah satu dari pelatih tim PON Papua 2021 cabang olahraga tinju. Bersama Benny Maniani, Carol Renwarin dan Sepi Karubaba pernah membawa nama Papua di tingkat nasional.

Manu Wanggai ayahnya mantan petinju nasional, Tepi Wanggai-dok

Berbeda dengan putra kandungnya Imanuel Wanggai yang akrab dipanggil Dai Manu justru memilih sepak bola dan mendapat nama lain, Gathusso Papua yang menjelajahi lini tengah Persipura dan bermain keras bukan kasar.

Dai Manu sukses sebagai gelandang elegant bersama Mutiara Hitam sejak 2008 sampai musim 2019-2020, hengkang meninggalkan Persipura. Bagi Manu keluar dari Persipura untuk mencari pengalaman baru di luar Papua.
Momen pertandingan menariknya bersama Persipura saat melawan Warrior FC dari Singapura, di Stadion Mandala, Selasa (28/4/2015) telah menunjukan kualitas Dai Manu sebagai gelandang penjelajah dari “lini belakang, tengah sampai ke depan.” Gaya permainan ini merupakan sepak bola modern di mana gelandang bertahan juga bisa ikut menyerang bahkan mencetak gol.

Komentator Fox TV  kala itu  menyebut Imanuel Wanggai sebagai gelandang yang mobiltasnya sangat tinggi. Mampu berperan sebagai gelandang pengangkut air, bisa juga sebagai seorang play maker maupun pengumpan bola. Pertandingan melawan Warrior, Dai Manu pantas tampil sebagai Man of The Macth.

Simon dan Lukas Rumkabu

Terlahir sebagai anak seorang petinju, tak membuat Lukas Rumkabu harus menyenangi olahraga tinju. Justru Lukas Rumkabu memilih sepak bola sebagai olahraga favoritnya sebagaimana kebanyakan anak anak Papua selalu memilih sepak bola jalanan bermain “patah kaleng “ bersama teman teman sebayanya. Bahkan adik kandungnya Zico Rumkabu juga pernah bermain di Klub Persidafon ISL musim 2010-2011.

Lukas Ronald Rumkabu pada musim 2002 pernah memperkuat Persipura Jayapura, musim 2003-2004 Petro Kimia Putra, musim 2005-2006 Persekaba Badung. Terakhir bersama Eduard Ivakdalam memperkuat Persidafon hingga mundur dari karier sepak bola dan menjadi ASN di Kantor Bupati Kabupaten Jayapura. Lukas Rumkabu sendiri sudah mengantongi lisensi D kepelatihan sepak bola tetapi belum niat membangun Sekolah Sepak bola (SSB).

Inilah pelatih Brasil yang pernah menukangi Mutiara Hitam

Jayapura, GP- Jacksen F Tiago termasuk pelatih asal Brasil yang paling sukses bersama tim berjuluk Mutiara Hitam. Bayangkan datang ke Persipura saat pelatih asal Malaysia M Raja Isa kena bogem mentah di tengah lapangan Mandala.

Hal ini menyebabkan Raja Isa terpaksa angkat koper dari skuad Mutiara Hitam, pada 15 Agustus 2008, saat itu Eduard Ivakdalam dan kawan-kawan melawan Persijap Jepara dengan skor imbang 1-1 di Stadion Mandala. Masuknya pelatih asal Brasil ini karena menejemen Persipura menganggap asal negeri jiran Malaysia M Raja Isa tak mampu membawa Persipura juara.

Saat pelatih asal Brasil ini datang membesut tidak banyak melakukan perubahan baik tim pelatih maupun materi pemain. Dia juga mengaku tidak akan berbuat banyak karena baru datang membesut tim bertajuk Mutiara Hitam.

”Aku di tim ini adalah pendatang. Munafik kalau aku mempertahankan konsep aku untuk diterapkan di tim Persipura.Saya abaikan konsep itu karena aku datang saat tim ini sedang bertanding.Beda kalau aku pegang tim ini dari awal pasti konsep aku diterapkan,” ujar Jacksen F Tiago pertama kali mulai membesut tim Mutiara Hitam sebagaimana ditulis dalam buku berjudul Yosim Samba Sepakbola dari Timur.

Meski datang di tengah kompetisi sedang berjalan coach Jacksen mampu menorehkan prestasi gemilang dengan mengantarkan Persipura meraih juara. Meskipun banyak pengamat menilai Persipura akan juara musim 2008/09 pelatih kelahiran Rio de Jenerio ini hanya mengingatkan seluruh skuad Mutiara Hitam jangan terjebak dalam pujian tetap konsentrasi untuk memenangkan setiap laga.

“Kami selalu memulai dengan diskusi kadang alot.Seluruh pemain terlibat dan bebas memberikan pandangan tentang strategi menyangkut kekuatan dan kelemahan tim lawan. Dengan cara ini, maka seluruh pemain merasa berjasa dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang mereka lakukan. Jadi keberhasilan Persipura bukan semata-mata seorang pelatih, tapi peran seluruh pemain dan pelatih,”katanya kepada GOAL.com Indonesia belum lama ini di Jayapura.

Satu hal yang selalu dilakukan pelatih Jacksen adalah mengikuti semua perkembangan pemainnya sesuai dengan informasi yang diberikan dari pelatih fisik Osvaldo Lessa. Bahkan terkadang coach Jacksen memanggil Lessa dengan  sebutan profesor karena sangat besar berperan dalam memberikan info terkini dari setiap pemain Persipura.  

“Sebenarnya saya sudah mau mengakhiri tugas kepelatihan di Indonesia saat masih melatih Persitara Jakarta Utara. Namun saya tidak menolak permintaan  Persipura dan saya merasa Tuhan yang membawa saya ke Kota Jayapura,” ujar Jacksen F Tiago pada peringatan ulangtahun ke-45 di rumah kediaman Ketua Umum Persipura, Benhur Tommy Mano.


Antonio Gonzaga Netto

Sebelum kedatangan Jacksen F Tiago ke Persipura, sebenarnya pelatih Brasil pertama di Persipura adalah Antonio Gonzaga Netto. Sebenarnya Netto bukan pelatih asing pertama di Persipura karena Mutiara Hitam pernah pula dilatih pelatih asing asal Singapura Choi Song On. Pelatih asal Singapura inilah yang membawa Persipura ke turnamen Piala Kemerdekaan Vietanam Selatan di Saigon, 1974.

Antoni Netto

Bersamaan dengan itu pula Persipura memboyong penjaga gawang asal Persema Malang Suharsoyo ke Vietnam Selatan. Persipura mampu meraih runner up setelah mengalah melawan tuan rumah Vietnam Selatan.

Antonio Gonzaga Netto  melatih Persipura di Liga Indonesia musim 2006, star awal pelatih Brasil ini merupakan terburuk bagi klub sekelas Mjutiara Hitam. Netto menggantikan Rahmad Darmawan yang membawa Persipura juara Liga Indonesia musim 2005-2006.

Sebenarnya Netto bukan orang baru dalam sepak bola di Asia Tenggara, karena pernah berkarier di sepak bola negeri jiran Malaysia. Tak lama di Persipura Netto justru didepak lebih cepat dari kursi kepelatihan di Mutiara Hitam. Bayangkan empat laga pembuka di Stadion Mandala tanpa kemenangan.

Laga pembuka di Stadion Mandala lawan Persela Lamongan (14 Januari 2006), lalu kalah tiga gol tanpa balas di kandang sendiri menjamu Persik Kediri (18 Januari 2006), imbang 1-1 di markas PSM Makassar (22 Januari 2006) dan kalah 3-0 di markas Persiter Ternate (25 Januari 2006). Rentetan hasil buruk itu membuat manajemen Persipura memutuskan memecat Netto dan menunjuk asistennya kala itu, Yusack Sutanto untuk meneruskan tongkat kepelatihan. Sayang, keputusan manajemen kala itu terlalu cepat, Persipura pun kian terjerumus ke papan tengah klasemen Wilayah Timur dan hanya bisa finis di peringkat ke-8 dengan mengoleksi 35 poin dari hasil 9 kemenangan, 8 kali seri dan 9 kali kalah.

Oswaldo Lessa

Mantan asisten pelatih fisik Persipura ini mulai menukangi Persipura pasca Persipura melawan Arema di ISL 2014 di Stadion Mandala. Kala itu Jacksen harus meninggalkan Persipura dan asisten pelatih fisik Osvaldo Lessa mengambil alih Persipura bersama Mettu Dwaramurry.

Sejak 2009 sampai dengan 2015 menjadi asisten dari Jacksen F Tiago dan selanjutnya berkarier sebagai pelatih kepala Persipura pada 2018-2019. Sebelumnya pada musim 2015-2016 menjadi pelatih kepala dan masuk ke AFC tapi gagal karena dibatalkan bersama Persib Bandung juara ISL musim 2014.

Pelatih kelahiran Rio de Jeneiro 27 May 1968 ini akhirnya didepak dari Persipura dan sempat menjadi asisten pelatih fisik di Persija.

Wanderley Machado Da Silva Junior

Pelatih asal Brasil ini tak memungkiri peran Jacksen F Tiago atas kariernya di Indonesia. Wanderley mengaku kalau pelatih Persipura musim 2020-2021 Jacksen F Tiago yang membawanya ke Indonesia pada 2003.

Dulu Wenderley datang ke Indonesia karena jasa baik  Jacksen, yang pada saat itu sudah menjadi pelatih di Persebaya Surabaya. Persid Jember jadi klub pertama Wenderley di Indonesia sebelum hengkang ke Persibo Bojonegoro pada 2006 dan pensiun sebagai pemain di tahun selanjutnya.

“Yang bawa saya ke Indonesia Jacksen di tahun 2003. Dia tidak cuma bawa saya, tapi masih banyak lagi. Kami datang dengan harapan belajar,” kata Wanderley saat bincang-bincang dengan detikSport dan beberapa media lain.

wenderley yunior


Wanderley belum lama ini membuat kejutan dengan mengantarkan Persipura Jayapura menang 6-0 atas Mitra Kukar. Padahal itu merupakan pertandingan pertamanya sejak diangkat jadi pelatih tim Mutiara Hitam  menggantikan Liestiadi.(*)

Robertino Pugliara pemain Argentina kedua di Persipura

Jayapura, Jubi- Kepergian Zah Rahan dari Persipura membuat tim Mutiara Hitam bergegas mencari pengganti playmakernya. Mulai dari Eduard Ivakdalam sampai Zah Rahan dan Boakay Eddie Foday. Apalagi pelatih Persipura Jacksen F Tiago selalu melakukan variasi serangan di lini tengah untuk mendukung striker Persipura.

Robertino Pugliara-goal.com Indonesia

Tepat  20 Mei 2014, manajemen Persipura Jayapura mendatangkan seorang playmaker asal Argentina, Robertino Pugliara. Situasi itu tepat  saat jeda kompetisi Indonesia Super League (ISL) putaran pertama. Perekrutan gelandang eks Persija Jakarta dan Persib Bandung itu berdasarkan evaluasi manajemen selama mengarungi paruh pertama kompetisi.

Pelatih Jacksen F Tiago bilang pemain bernomor punggung 10 itu didatangkan untuk menggantikan peran pemain jangkung asal Liberia, Boakay Eddie Foday yang didepak oleh manajemen Persipura. Jacksen Tiago mengakui kalau perekrutan Robertino itu untuk menambah daya gedor Persipura yang ketika itu juga ikut serta dalam turnamen Asia, AFC Cup.

“Sesuai keinginan Pelatih Jacksen Tiago, Robertino Pugliara dianggap tepat untuk menambah kekuatan Persipura,” ujar Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano ketika itu sebagaimana dilansir indosport.com

Saat berlatih di Persipura, GoalPapua sempat menyinggung kepada Robertino Pugliara bahwa dia adalah pemain kedua asal Argentina yang memperkuat Persipura. Pemain Argentina pertama di Persipura adalah  Fernando Gaston Soler

Striker kelahiran 24 Februari 1978 datang ke Persipura memperkuat Persipura di Liga Indonesia musim 2003-2004.

Fernando Gaston Soler saat masih berjersey Persipura-GP/dominggus a mampioper

Soler mampu mencetak 14 gol dalam 24 penampilannya, namun eks asisten pelatih Persib Bandung ini gagal mempersembahkan gelar juara bagi Persipura di masa itu. Selama kiprahnya di klub berjuluk mutiara hitam itu, Persipura hanya mampu finis di peringkat lima klasemen akhir Liga Indonesia.

Sedangkan Robertino Pugliara membawa Persipura runner up ISL 2014 dan masuk babak semi final AFC Cup 2014 bersama Boaz T Solossa dan kawan-kawan.

Robertino Pugliara kelahiran Argentina 21 Februari 1984, kini kembali ke negara asalnya Argentina di Kota Buenos Aires. Dia sempat memberikan laporan pemakaman bintang Argentina dan Napoli Diego Armando Mardona kepada bola.com pada Minggu (29/11/2020) lalu.

Mantan gelandang Persipura, Robertino Pugliara, ikut merasakan duka cita mendengar kabar ini. Apalagi, kini dia juga tinggal di kota asalnya, Buenos Aires, yang menjadi lokasi pemakaman sang legenda.

Sebelum dikebumikan, jenazah Maradona lebih dulu disemayamkan di Istana Presiden. Berbagai laporan menyebutkan seluruh penggemar sepak bola mengerubungi tempat itu sampai pemakaman dilakukan.

“Banyak fans, mereka kumpul di mana-mana untuk mengenang Maradona. Ini gila, ada antrean mencapai hampir 3 kilometer untuk mengantar pemakaman dari jam 6 pagi sampai 4 sore. Suasananya masih ramai dan kami semua berduka,” ucap Robertino saat dihubungi Bola.com, Minggu (29/11/2020).

Robertino menyebutkan bahwa lokasi pemakaman Diego Maradona tidak jauh dari rumahnya. Dia sebenarnya ingin ikut menyaksikan pemakaman itu. Namun, dia khawatir kerumunan massa bakal menjadi masalah baru mengingat saat ini masih pandemi COVID-19.

“Rumah saya dekat, sekitar 20 menit dari sana, jadi saya tidak ikut. Kita tidak boleh lupa bahwa ini masih pandemi. Ini berbahaya kalau berkumpul seperti itu,” imbuh mantan pemain Persija Jakarta, Persipura Jayapura, dan Persib Bandung itu.(*)

Gelandang asing Persipura, nikahi gadis Estonia diakhir 2020

Jayapura, GP- Meski pandemic Covid sepanjang 2020 tak membuat Takiya Matsunaga gelandang asing asal Jepang milik Persipura melepaskan masa lajangnya menikahi perempuan asal Estonia.

Taki melepas masa lajangnya dipenghujung 2020-ist

Pasalnya pada 30 Desember lalu, gelandang asal Jepang itu memutuskan untuk mengakhiri masa lajangnya.

Takiya menikahi kekasihnya di sebuah kota di Estonia yang bernama Tallinn.

Kota itu tampaknya menjadi kampung halaman dari kekasih Takiya Matsunaga.

Di sisi lain, Takiya juga pernah menjadi pemain dari sebuah klub yang berbasis di Tallinn, yakni JK Tallinna Kalev.

Momen bahagia itu pun diunggah oleh Takiya melalui akun Instagram pribadinya, @taki_ya_matsunaga pada 1 Januari 2021.

Dalam keterangan fotonya, Takiya menuliskan inisial sang kekasih yang kini sudah sah menjadi istrinya, EEJP.

Pemain kelahiran Kameoka, Kyoto Jepag, 10 Juni 1990 bermain pada posisi gelandang dengan tinggi badan 1,74 meter ini memiliki nilai kontrak menurut https://www.transfermarkt.co.id/ sebesar Rp 2,17 miliar saja.

Takiya Matsunaga gelandang asal Jepang di klub Persipura

Sebelum bermain di Persipura, Taki panggilan akrab Takiya di klub Kalteng Putra, dan Liga Estonia klub Ki Klaksvik, Kalev dan FK Untenis. Taki mengawali karier yuniornya bersama klub Fushimi Kogyo HS di Jepang.(*)

Bank Papua diminta segera cairkan dana Persipura

Jayapura, Jubi – Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, menegaskan PT Bank Papua harus segera mencairkan dana Persipura sebesar Rp5 miliar dari kesepakatan sponsorship selama dua musim, yakni musim kompetisi Liga 1 2019 dan musim kompetisi 2020.

Boaz T Solossa dihadang Nick Butt dari South China Hongkong

“Saya kasih waktu satu minggu, dana Persipura harus cair. Senin, 11 Januari 2021, sebesar Rp5 miliar. Bilang direkturmu, saya Wali Kota Jayapura, Ketua Umum Persipura Jayapura,” ujar Tomi Mano di Kantor Wali Kota Jayapura, Selasa (5/1/2021).

Dikatakan Tomi Mano, manajemen Persipura dibuat pusing karena kontrak pemain mereka sudah di ujung tanduk, terlebih lagi meski dalam situasi pandemi Covid-19 dan kompetisi sementara dihentikan, gaji pemain dan pelatih tetap harus dibayarkan.

“Kalau tidak, saya punya pegawai 5 ribu lebih nabung dan kredit di Bank Papua, , pernyataan modal paling besar. Kalau belum cair, semuanya saya pindahkan ke Bank Mandiri. Jangan main-main dengan saya,” ujar Tomi Mano.

Dikatakan Tomi Mano, manajemen Persipura sudah melayangkan surat dan minta dilakukan pertemuan, tetapi pihak Bank Papua selalu menghindar.

“Saya minta waktu, kami ditolak terus. Puji Tuhan, ini waktu yang tepat saya bisa bertemu,” ujar Tomi Mano.

Tomi Mano berharap PT Bank Papua membuka diri dan memahami kondisi yang dihadapi manajemen Persipura, mengingat Persipura akan berlaga di turnamen kasta kedua antar klub benua Asia, yaitu AFC Cup pada Maret mendatang.

“Persipura ini milik orang Papua, bukan milik orang Kota Jayapura, tidak. Ini sudah 2021, yang seharusnyaa cair di Desember 2020. Yang mengubah tagline Bank Papua itu saya, Wali Kota Jayapura,” ujar Tomi Mano.

Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis Bank Papua, Wastu Anggoro Widyonarto, mengatakan masih harus membicarakan dengan direksi karena keputusan ada pada direksi.

“Apa yang menjadi permintaan Wali Kota Jayapura akan kami komunikasikan ke divisi terkait maupun manajemen,” ujar Wastu, saat mengikuti bimbingan teknis penatausahaan keuangan dengan Aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah di Kantor Wali Kota Jayapura. (*)

Situs yang Dikembangkan dengan WordPress.com.

Atas ↑