Mutiara Bakau lolos babak 8 besar Liga 2

Papua No. 1 News Portal | Jubi

pelatih-persewar-waropen-gelar-konferensi-persJayapura, Jubi – Perlahan tapi pasti tim asuhan Elie Aiboy akhirnya membuat kejutan lolos ke babak delapan besar setelah menumbangkan tim Persitu Tuban dengan skor tipis 1-0 di depan pendukung tim berjuluk Mutiara Bakau di Stadion Cenderawasih Biak, Kamis (17/10/2019).

Kemenangan ini membawa angin segar bagi perkembang klub-klub di wilayah adat Saireri ke depan, sebab selama ini hanya Persipura saja yang membawa nama Papua, sementara klub lainya Persiram Raja Ampat dan Perseru Serui sudah pindah manajemen karena biaya klub profesional yang mahal.

Pelatih Persewar, Elie Aiboy, boleh bernafas lega karena anak asuhnya kini bertengger di peringkat kedua klasemen Wilayah Timur dengan mengoleksi 31 poin dari 19 laga.

index

Meski sudah lolos ke delapan besar, mantan Kapten timnas Indonesia ini mengaku tetap fokus untuk laga akhir melawan Sulut United guna mengincar posisi juara grup

Hal senada juga dikatakan Victor Pae, kemenangan ini merupakan hasil kerja tim guna lolos ke babak delapan besar.

Napi Bongkar

F1907224600_15644742741Sementara itu tim berjuluk Napi Bongkar, PSBS Biak dikutip dari situs resmi Liga 2 Indonesia 2019, berada dalam urutan ke sembilan dari 19 laga dengan poin 24. Tim Napi Bongkar berada satu tingkat di atas Persitu Tuban rangking ke 10 sedangkan Madura FC urutan ke 11 dengan point 20 sama dengan Persitu Tuban.

Tim Napi Bongkar akan melawan Martapura FC, Senin (21/10/2019) di Stadion Cenderawasih Biak. (*)

Persipura lolos lisensi klub AFC 2019

m tahir1Jayapura, GP- Tim berjuluk Mutiara Hitam mendapatkan lisensi klub professional di Indonesia, hal ini berdasarkan penilaian meliputi : Sporting, Infrastructure, Personnel & Administration, Legal, dan Finance.

Hal ini dikatakan  Club Licencing Committee yang diketuai Timmy Setiawan kepada wartawan di Jakarta belum lama ini

Dikatakan kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dalam proses verifikasi dan lisensi untuk klub sepak bola profesional Indonesia. Hasil verifikasi dan lisensi kemudian digunakan sebagai tolok ukur agar sebuah tim bisa berpartisipasi di kompetisi internasional yang diselenggarakan AFC.

Tahun ini, ada 16 klub Liga 1 yang berpartisipasi dalam kegiatan Club Licensing. Baca juga: Persebaya Juara Liga 1 U-20 Adapun lima kriteria yang ditetapkan AFC untuk mendapatkan lisensi adalah: Sporting, Infrastructure, Personnel & Administration, Legal, dan Finance.

Hasilnya, terdapat enam klub Liga 1 yang mendapatkan status “Granted” atau “Lolos”, yakni Arema FC, Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Persija Jakarta, Persipura Jayapura, dan PSM Makassar. Keenam klub yang lolos di atas bisa ikut turnamen di bawah naungan AFC tahun depan seperti Liga Champions Asia atau Piala AFC. Syarat ikut dua turnamen tersebut tentunya jika melewati tahapan yang ditetapkan yakni juara Liga 1 dan juara Piala Indonesia. Satu tempat Piala AFC 2020 sudah dipastikan menjadi milik PSM Makassar yang merupakan juara Piala Indonesia 2018. Sementara untuk juara Liga 1 akan ikut Kualifikasi Liga Champions Asia (LCA) dari putaran pertama, jika gagal mereka akan turun ke Piala AFC. Jika juara Liga 1 berhasil menembus babak utama LCA, maka runner-up Liga 1 berhak mendapatkan satu tempat di babak Grup Piala AFC 2020. Indonesia akan punya dua wakil di Piala AFC, dan satu perwakilan di LCA tahun depan jika skenario di atas terjadi. (*)

PSBS Biak tabongkar di lapangan Cenderawasih

 

Papua No. 1 News Portal | Jubi

psbs-biak1Jayapura,Jubi- Bermain di depan pendukung sendiri, ternyata tim berjuluk Napi Bongkar PSBS Biak tumbang di kandang Stadion Cenderawasih Biak. Justru tim Napi Bongkar harus menelan pil pahit kalah dari tim tamu Martapura FC dengan skor tipis 1-0, Senin (21/10/2019). Gol semata wayang ini tercipta menit ke 89 lewat kaki Amin Rais Ohorella.

Kemenangan ini sekaligus membawa Martapura FC naik peringkat ketiga klasemen Liga 2 Wilayah Timur dengan 31 point dari 20 laga. Dikutip dari situs resmi Liga Indonesia menyebutkan Martapura FC lolos ke babak delapan besar menyusul Persik Kediri, Persewar Waropen dan Mitra Kukar.

Bermain di kandang tim Napi Bongkar bertekad mencegah langlah Martapura FC ke babak delapan besar. Sayangnya keinginan tim Napi Bongkar gagal dan kalah di depan pendukung tim asal kota karang panas Biak ini.

.”Meski PSBS Biak tetap bertahan di Liga 2, kami bersama pemain dan pelatih tetap fokus menutup kompetisi sepak bola kasta kedua Liga Indonesia wilayah Timur dengan kemenangan,” kata manajer PSBS Jimy Carter Kapisa, sebelum laga Jumat, 18 Oktober 2019 sebagaimana dilansir Tempo.co Tim berjuluk Napi Bongkar tetap berada pada urutan ke Sembilan dengan torehan poin 24 dari 20 lag. PSBS Biak berada dua tingkat di atas Madura FC dan Persitu Tuban.

aiboy elie

Sementara itu laga Persewar Waropen melawan Bogor FC Sulut United di Stadion Klabat, Manado Sulut kalah 3-0.Kekalahan ini tak berpengaruh bagi tim asuhan Elie Aiboy untuk melangkah mulus ke babak delapan besar.

Hanya saja tim berjuluk Mutiara Bakau ini gagal menutup kemenangan dengan meraih juara Group Timur sesuai dengan janji pelatih kepala Elie Aiboy. Laga sebelumnya di Stadion Cenderawasih Elie Aiboy berjanji akan tetapo fokus menutup laga dengan meraih kemenangan sempurna.

Namun sayangnya di Stadion Klabat, Manado, Senin (21/10/2019) Victor Pae dan kawan –kawan harus mengakui keunggulan tim tuan rumah, Bogor FC Sulut United. Tim asuhan Carolino Ivakdalam dan Elie Aiboy  telah memuluskan langkah Persewar ke babak delapan besar dan tidak tertutup kemungkinan hingga lolos ke liga 1 Indonesia musim 2020.(*)

Inilah pesepak bola Papua pernah jadi kapten Timnas Indonesia

Jayapura, GP- Pelatih tim nasional (timnas) Indonesia, Simon McMenemy, mengungkapkan alasannya menunjuk Rudolof Yanto Basna menjadi kapten saat timnya menjamu Vietnam di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Selasa (15/10) malam. Laga tersebut merupakan lanjutan grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Sayangnya, pada laga debutnya menjadi kapten tim, Yanto Basna gagal membawa skuad Garuda meraih kemenangan ataupun poin perdana dalam ajang ini. Ya, Indonesia harus mengakui keunggulan tim tamu dengan skor 3-1.

“Di Indonesia mungkin agak sulit untuk mencari sosok kapten, dan ini berlawanan juga dengan budaya di sini. Mungkin Anda (wartawan) bisa memberi tahu saya siapa yang main di Liga, yang cocok jadi pemimpin di timnas? Menurut saya, terakhir kali kapten yang bermain di liga dan sangat bagus serta punya jiwa kepemimpinan adalah Hamka Hamzah,” kata McMenemy.

  1. Janto Basna

sukotai

“Lalu kenapa Yanto Basna kapten? Dia bisa berbicara dengan pemain lain dengan baik, mampu memberikan motivasi, dan dia punya respek. Dan secara umum di laga ini dia bermain bagus,” jelas pelatih asal Skotlandia tersebut.
Sementara itu, posisi McMenemy saat ini pun semakin tidak aman sebagai pelatih timnas Indonesia. Belum meraih poin dari empat laga yang telah dijalani, tim Merah Putih kini terpuruk di dasar klasemen grup G.

basnaRudolof Yanto Basna mengawali kariernya Bersama Terens Puhiri di Sekolah Sepak Bola (SSB) Numbay di bawah asuhan pelatih alm Amos Makanway hingga kariernya berkembang. Pemain kelahiran Sorong 12 Juni 1995 berposisi bek tengah ini memiliki tinggi badang 1,80 meter sangat ideal menggantikan Ricardo Salampessy di Persipura. Bersama Terens Puhiri keduanya pernah berlatih sepak bola di Uruguay

Saat ini Yanto bermain di LIga Thailand, di klub Sukhothai, sementara rekannya Terens Puhiri kembali ke Kalimantan klub lamanya.

Rudolof Yanto Basna
Informasi pribadi
Tanggal lahir 12 Juni 1995 (umur 24)
Tempat lahir Sorong, Indonesia
Tinggi 1,80 m (5 ft 11 in)
Posisi bermain Bek tengah
Informasi klub
Klub saat ini Sukhothai
Nomor 32
Karier junior
2011–2013 Deportivo Indonesia
2013–2014 Sriwijaya U-21
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
2014–2016 Mitra Kukar F.C. 22 (0)
2016–2017 Persib Bandung 18 (0)
2017 Sriwijaya FC 26 (1)
2018 Khon Kaen 29 (1)
2019– Sukhothai 0 (0)
Tim nasional
2014 Indonesia U-21 2 (0)
2016– Indonesia 7 (0)
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik dan akurat per 13:45, 12 April 2015 (UTC).

‡ Penampilan dan gol di tim nasional
akurat per 23:45, 9 Oktober 2016 (UTC)

2.  Boaz T Solossa

70823337_10213598848640564_212666989288620032_n.jpgBambang Pamungkas mantan kapten timnas Indonesia sejak awal menilai Boaz T Solossa pantas jadi kapten timnas berikutnya. Memang akhirnya pelatih M Rahmad Darmawan menunjuk Kapten Persipura Jayapura Boaz Salossa menjadi kapten Timnas sepak bola Indonesia dalam pertandingan Pra Piala Asia melawan Arab Saudi, Sabtu malam, 23 Maret 2013. Ini adalah kali kedua Boaz memimpin tim Garuda. Sebelumnya, pemain asal Papua itu memimpin Timnas saat melawan Turkmenistan pada 2011 lalu.

Terkait keputusan itu, pelatih kepala Timnas Rahmad Darmawan pun memberi alasan. “Keputusan itu adalah bentuk penghargaan saya kepada seniman sepak bola seperti Boaz Solossa,” kata Rahmad Darmawan seusai pertandingan.

hqdefaultKeinginan menunjuk Boaz sebagai kapten Timnas, kata Rahmad, sebenarnya telah dipendam sejak lama. “Sudah sejak melawan Turkmenistan pada 2011 lalu. Saya memang ingin kapten dipegang pemain yang tidak hanya punya jiwa kepemimpinan, tapi juga seniman,” ujar Rahmad lagi.

alchetronStatus kapten di Timnas memang berubah cepat dalam tiga tahun terakhir. Seringkali kapten dipegang mantan pemain Persija Jakarta Bambang Pamungkas. Namun pada Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara 2010 lalu, kapten Timnas dijabat pemain belakang Wahyu Wijiastanto. Sempat pula kapten dijabat Firman Utina dan Elie Aiboy

3. Elie Aiboy

aiboy elieElie Aiboy adalah pesepak bola   jebn Hamadi Putra. Ia membuktikan totalitas pengabdiannya untuk Indonesia dengan tak pernah menolak membela timnas tanah airnya. Selama hayat dikandung badan.Gelandang asal Papua tersebut memenuhi panggilan Pelatih Indonesia, Nil Maizar, untuk memperkuat skuad “Garuda” di Piala AFF 2012.

“Sejak umur 15 tahun (bergabung dengan PSSI Baretti), aku berada di luar negeri dengan dibiayai pemerintah. Karena itu, aku sudah bilang, tidak ada lagi cerita bagi Merah Putih. Selagi dibutuhkan, aku akan datang,” tuturnya kepada Kompas.com

Nil paham betul sosok Elie mengingat keduanya pernah bekerja sama di Semen Padang. Elie dipandang sebagai momok pertahanan lawan, dengan kecepatan dan kelincahan yang dimilikinya meski usianya sudah tak muda lagi.

elie pamungkasKekompakan tim juga tidak terlepas dari kepemimpinan eks gelandang Selangor FC itu kala berada di lapangan hijau. Jarang pemain memiliki jiwa pengayom dan pendidik seperti Elie.”Dasar saya memanggilnya karena kontribusinya cukup baik meski tak bisa lagi bermain 90 menit di Semen Padang. Namun, kehadirannya sangat berpengaruh bagi tim. Leadership-nya bagus dan memberikan motivasi kepada pemain lain,” ungkap Nil dalam obrolannya dengan Kompas.com beberapa waktu lalu.

Layak jadi panutan. Tidak bisa dimungkiri lagi, Semen Padang membesarkan kembali nama Elie saat memutuskan hijrah dari Persipura Jayapura pada 1999. Sebagian besar publik sepak bola Sumatera Barat kehilangan sosok Elie saat hengkang ke Persija Jakarta pada 2002.Elie kemudian merasakan masa keemasan kala membela Selangor pada 2005.

Pada musim pertamanya di “Negeri Jiran”, Elie bersama Bambang Pamungkas langsung mempersembahkan gelar treble winners, yakni Liga Perdana Malaysia, Piala Malaysia, dan Piala FA Malaysia, plus mengantarkan Selangor berpromosi ke Liga Super Malaysia. Gelar pemain terbaik Piala FA Malaysia 2005 berhasil disabet Elie.Ia kembali pulang ke Tanah Air dan membela Arema Malang pada 2007. Elie sempat memperkuat “Singo Edan” berlaga di Liga Champions Asia dan menyumbangkan satu gol, meski langkah Arema terhenti di babak penyisihan grup.

Semusim kemudian, Elie kembali memperkuat Selangor. Menyusul dilarangnya penggunaan pemain asing oleh Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) pada musim 2008/09, Elie mau tak mau kembali ke “Negeri Jiran” dan kemudian membela PSMS Medan selama semusim.Ia lalu pindah ke Persidafon Dafonsoro pada musim 2009/10, sebelum kembali ke Semen Padang pada musim 2010/11. Elie pun mengantarkan klub tersebut menjuarai Indonesia Premier League (IPL) pada musim berikutnya.Perjalanan Elie yang malang melintang di berbagai klub membuatnya makin matang.

Dia tidak pernah berulah selama mengikuti pelatnas. Bahkan, kala mencari nama Elie di mesin pencari Google, sama sekali tidak ada catatan hitam sejak mengenakan seragam timnas di ajang kualifikasi Piala Dunia Korsel-Jepang 2002.Dengan segala reputasinya tersebut, Elie tak gila hormat. Ia tetap memosisikan diri sejajar dengan pemain lain.Elie juga bukan sosok yang pelit mentransferkan pengalamannya kepada rekan-rekannya yang terbilang muda.”Aku selalu memberikan motivasi kepada mereka untuk berani bersaing. Aku akan memberi tahu mereka kalau membuat kesalahan dan menjaga mereka agar tidak saling cekcok satu sama lain,” terangnya.

Fakta Elie Aiboy

Nama lengkap: Elie Aiboy Tempat dan tanggal lahir: Jayapura, Papua, 20 April 1979 Posisi: Gelandang Karier klub: 1997/98 : PSB Bogor 1998/99 : Persipura Jayapura 1999-2002 : Semen Padang 2002-04 : Persija Jakarta 2005/06 : Selangor FC 2006/07 : Arema Malang 2007/08 : Selangor FC 2008/09 : PSMS Medan 2009/10 : Persidafon Dafonsoro 2010 dan : Semen Padang.

Sekarang menjadi pelatih kepala Persewar Waropen Bersama Carolino Ivakdalam.(*)

Simon Mc Menemy kecewa punggawa timnas main gaya Liga 1

AAIRwUs

Tiga kali kalah di kandang membuat Beto dan kawan-kawan tertutup peluang Indonesia tampil di Piala Dunia 2022 di Qatar.

Jayapura, GP- Pelatih timnas Indonesia Simon Mc Menemy mengaku kecewa dengan pernampilan dan permainan skuad Garuda senior, laga terkini kalah 3-1 di depan penonton sendiri di Denpasar Bali saat melawan Vietnam, Selasa (15/10/2019).

Padahal Vietnam sendiri sepakbolanya baru maju setelah perang Vietnam Selatan melawan Vietkom hinggga bertahun tahun di era 1970 an. Waktu itu sepak bola Indonesia sudah maju ketimbang Vietnam.

Faktanya hari ini timnas Indonesia dibuat jadi macan ompong kalah telak. Sebenarnya apa yang dikeluhkan Simon Mc Menemi pernah pula terjadi saat pelatih Persipura Jacksen F Tiago membawa Mutiara Hitam berlaga di AFC dan Liga Champion Asia. Jacksen bilan waktu itu anak anak Mutiara HItam kalah segalanya karena sulit meninggalkan gaya bermain di Indonesia Super League.

“Ini level Asia jadi aturannya berbeda pula dengan level liga nasional,”kata Jakcsen F Tiago. Pendapat senada juga dikatakan Boaz T Solossa kalau wasit di AFC berbeda pula dengan perangkat pertandingan di level Liga Indonesia. Belajar dari level nasional hingga akhirnya Persipura terus merobah gaya bermain di liga Asia.
Pelatih Timnas Indonesia Simon McMenemy mengaku kecewa dengan performa permainan skuad Garuda takluk dengan skor 1-3 dari Vietnam dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Selasa (15/10/2019) malam.
Ia mengaitkan gaya permainan para penggawa Indonesia sama dengan kebiasaan di Liga 1. Vietnam menang setelah mencetak gol via Do Dut Manh (menit ke-25), penalti Que Ngoc Hai (54′) dan Nguten Tien Linh (61′). Indonesia membuat gol melalui Irfan Bachdim (84′).
“Dalam kotak penalti kita tidak bisa lompat, menekel sambil lompat, mungkin kalau di Liga 1 itu tidak dianggap pelanggaran,” kata Simon usai laga
Pelatih asal Skotlandia itu menegaskan, harusnya pemain-pemain senior dan profesional Indonesia ini mengingat bahwa laga ini bukan level Liga 1 lagi.

“Ini adalah level Piala Dunia. Sedikit sentuhan, sedikit gesekan di dalam kotak penalti itu bisa berujung penalti,” tuturnya.
Karena kekalahan dari Vietnam, Indonesia harus menjadi tim gurem di grup G. Dari enpat laga yang dijalani, Skuad Garuda mengakhirinya dengan kekalahan sehingga poinnya masih nol.(*)

Persipura boyong seluruh pemainnya ke Tenggarong

Papua No. 1 News Portal | Jubi

jacksen-tiago-persipura_1qwj86876gws7147gbygr4vcusJayapura, Jubi – Untuk menghadapi sejumlah laga di luar Papua, pelatih kepala Persipura Jayapura Jacksen Tiago memilih untuk memboyong seluruh pemainnya ke Tenggarong.

Hingga kini, tim Mutiara Hitam masih menyisakan 14 laga lagi, dimana tujuh laga bertindak sebagai tuan rumah dan sisanya sebagai laga tandang.

14 laga tersebut di antaranya tanggal 20 Oktober 2019 Persipura vs Arema, 24 Oktober 2019 Semen Padang vs Persipura, 28 Oktober 2019 Perseru Badak Lampung FC vs Persipura, 3 November 2019 Madura United vs Persipura, 7 November 2019 Persipura vs Bhayangkara FC, 16 November 2019 PSM Makassar vs Persipura, 24 November 2019 Persipura vs Persebaya, 28 November 2019 Persija vs Persipura, 4 Desember 2019 Persipura vs PSIS, 8 Desember 2019 Bali United vs Persipura, 12 Dersember Kalteng Putra vs Persipura, 16 Desember 2019 Persipura vs Barito Putra, dan tanggal 22 Desember 2019 Persipura vs Borneo FC.

“Semua pemain akan dibawa termasuk yang masih cedera, karena kami akan lama di luar Papua,” kata JFT kepada Jubi, Selasa (15/10/2019) di Jayapura.

Laga versus Arema menurut JFT akan digelar di Stadion Aji Imbut,Tenggarong sedangkan laga-laga selanjutnya belum diketahui karena dirinya belum melakukan komunikasi dengan manajemen.
“Lawan Arema memang di Tenggarong, selepas itu kami ada tiga laga tandang yaitu melawan Semen Padang, Perseru Badak Lampung, dan Madura United. Habis itu nanti kami lawan Bhayangkara, apakah akan main di Tenggarong atau di Sidoarjo masih menunggu kabar dari manajemen,” ujarnya.
Terpisah Asisten Manajer (Asmen) Persipura Ridwan Madubun mengatakan, pihaknya memang memilih Tenggarong untuk laga Arema karena untuk izin di Sidoarjo tidak diberikan karena alasan keamanan.
“Sebenarnya kami memilih di Sidoarjo untuk laga lawan Arema, tetapi pihak keamanan tidak mengijinkan . Jadi kami ke Tenggarong. Untungnya kami memiliki dua stadion altenatif yaitu di Sidoarjo dan Tenggarong,” katanya. (*)

Laga versus Arema menurut JFT akan digelar di Stadion Aji Imbut,Tenggarong sedangkan laga-laga selanjutnya belum diketahui karena dirinya belum melakukan komunikasi dengan manajemen.

“Lawan Arema memang di Tenggarong, selepas itu kami ada tiga laga tandang yaitu melawan Semen Padang, Perseru Badak Lampung, dan Madura United. Habis itu nanti kami lawan Bhayangkara, apakah akan main di Tenggarong atau di Sidoarjo masih menunggu kabar dari manajemen,” ujarnya.

Terpisah Asisten Manajer (Asmen) Persipura Ridwan Madubun mengatakan, pihaknya memang memilih Tenggarong untuk laga Arema karena untuk izin di Sidoarjo tidak diberikan karena alasan keamanan.

“Sebenarnya kami memilih di Sidoarjo untuk laga lawan Arema, tetapi pihak keamanan tidak mengijinkan . Jadi kami ke Tenggarong. Untungnya kami memiliki dua stadion altenatif yaitu di Sidoarjo dan Tenggarong,” katanya. (*)

Situs yang Dikembangkan dengan WordPress.com.

Atas ↑