Acub Zainal dan Pembinaan Sepak Bola di Papua

acub dan presiden riJayapura, GoalPapua- Pertama kali menjadi Panglima Kodam XVII/Cenderawasih di era 1970 an, mendiang Acub Zainal melakukan turnamen sepak bola tingkat sekolah dasar (SD). Turnamen SD se Kota Jayapura ini kemudian melahirkan pesepak bola muda Papua di era 1978 masing-masing Mettu Dwaramury, Stepanus Korwa dan Yapi Rumbrar.

Usai menggelar kompetisi tingkat SD, Acub Zainal mulai membongkar Lapangan Mandala peninggalan Belanda dengan memugarnya sesuai standar dan pertama kali Stadion Mandala memiliki tribun utama.

Peresmian Stadion Mandala, 1973 diawali dengan kompetisi antar klub Perserikatan di seluruh Kabupaten di Provinsi Irian Jaya. Sembilan klub dari seluruh Irian Jaya masing-masing Jayapura (Persipura), Persiwa Wamena, Persis Sorong, Perseman Manokwari, Persimer Merauke, Persifa Fakfak, Persinab Nabire,Perseru Serui, PSBS Biak.

Waktu itu belum ada Persidafo, Persiram Raja Ampat dan Persika Kaimana karena masih bergabung dengan Kabupaten Induk. Persidafon masih di Kabupaten Jayapura sehingga diwakili Persipura. Persiram Raja Ampat bergabung di Sorong sehingga gabung dengan Persis Sorong. Begitupula Kaimana bergabung dengan Fakfak.

Turnamen Acub Zainal berakhir dengan babak final antara Persipura melawan Pesimer Merauke dan dimenangkan oleh Persimer. Pertama kali Persimer menjuara turnamen Acub Zainal dan juara dengan skor tipis 3-2. Saat itu Persipura diperkuat Timo Kapisa, Hengki Heipon, Tinus Heipon dan Yafet Sibi.

Beberapa pemain terbaik di Acub Zainal Cup langsung bergabung dengan Persipura masing-masing Yohanes Auri, Marthen Jopari dari Perseman dan Edi Sabenan dari Persimer Merauke. Yohanes Auri mengatakan hampir semua pemain terbaik di Irian Jaya waktu itu pasti akan bermain di Persipura.

Acub Zainal juga mendatang beberapa pelatih dari luar Papua antara lain Omo Suratmo dan pelatih asing asal Singapura pelatih Choo Song Que. Pelatih Choo Song Que pula yang membawa Hengki Heipon ikut training pelatih di Singapura dan bermain di Liga Singapura.

Menyimak pembinaan yang dilakukan Acub Zainal soal sepak bola, ternyata beliau lebih mengutamakan turnamen tingkat SD (anak-anak). Selanjutnya memperbaiki infrastruktur lapangan sepak bola dan membangun kompetisi anta klub senior. Membentuk klub Persipura dengan materi pemain terbaik dari seluruh Irian Jaya dan mengontrak pelatih berkualitas dari luar Irian Jaya.

Pengalaman sebagai redaktur olahraga di salah satu koran milik Indopersda, Timika Pos (sekarang sudah bubar) pada Ulang Tahun Harian Pagi Timika Pos bersama PT Freeport Ind. Harian Pagi Timika menyelenggarakan turnamen U15 tingkat SLTP se Kabupaten Mimika pada 2001. Hasil dari kompetisi tersebut tiga pemain direkrut ke PPLP Papua di Jayapura. Salah satu pemain hasil kompetisi U15 Timika Pos adalah Ardiles Rumbiak, pemain ini akhirnya direkrut Persipura, Sriwijaya FC dan terakhir berlabuh di Klub Divisi Utama PSBS.

Selama ini di Indonesia hanya pihak swasta yang lebih memperhatikan kompetisi tingkat anak-anak misalnya Festival Sepak Bola Danone untuk U12. Begitupula Liga Kompas Gramedia U15 di Jakarta. Jadi membangun sepak bola dan pemain berbakat mestinya harus dari usia dini.

Di sini penulis menilai kalau mendiang Acub Zainal membangun sepak bola di Irian Jaya saat itu mulai dari tingkat sekolah dasar, selanjutnya memperbaiki infrastruktur dan pelatih berkualitas. Baru kemudian membangun kompetisi bagi klub senior dan menyeleksi pemain untuk memperkuat klub Persipura. (Dominggus Mampioper)

 

 

Tinggalkan komentar

Situs yang Dikembangkan dengan WordPress.com.

Atas ↑